-->

Globalisasi dan Multikulturalisme



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema Globalisasi dan Multikulturalisme.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Masyarakat Multikulturalisme di Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta sebagai syarat untuk memperoleh nilai. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan maklah ini, khususnya kepada :
1.      Ibu Nur Hidayah, M. Si selaku dosen mata kuliah Masyarakat Multikultur yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dalam penulisan makalah ini
2.      Orang tua yang telah memberikan doa dan dorongan kepada kami
3.      Teman-teman yang telah membantu kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam materi.Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik agar makalah ini sempurna dan semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan.

                                                                        Yogyakarta, September 2013

          Penulis 



BAB I
PENDAHULUAN
    A.            Latar Belakang Masalah
Memasuki milinium ketiga ini kita disibukkan dengan istilah globalisasi, sebuah fenomena sosial yang tidak dapat dibendung lagi yang mana masyarakat sekarang tengah menikmati kehidupan dalam era tersebut.
Secara umum globalisasi adalah sebuah babakan baru dalam proses perkembangan bangsa. Globalisasi menyangkut seluruh aspek penting  kehidupan yang akan menciptakan tantangan, perubahan, dan permasalahn yang harus dijawab serta dipecahkan untuk memanfaatkan globalisasi dalam kepentingan kehidupan.  Proses pesatnya arus globalisasi ditandai dengan semakin berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang merupakan suatu penggerak globalisasi itu sendiri.
Mengenai fenomena globalisasi sudah banyak orang membicarakan. Globalisasi diibaratkan sebagai pisau yang bermata ganda sebagai penghancur dan keberkahan. Manusia hidup dalam reliatas yang plural, hal yang sama juga pada masyarakat Indonesia yang multikultur. Corak masyarakat Indonesia adalah ber-Bhineka Tungal Ika, bukan lagi keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaannya, melainkan keanekaragaman kebudayaan yang berada dalam masyarakat Indonesia dimana lebih menekankan kanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Berdasarkan penjabaran di atas bagaimana kehidupan masyarakat multikultur seperti di Indonesia yang hidup ditengah-tengah arus globalisasi seperti sekarang ini ?
     B.            Rumusan Masalah
1.      Apa itu globalisasi ?
2.      Apa yang dimaksud dengan multikulturalisme ?
3.      Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap masyarakat multikultur ?
     C.            Tujuan
1.      Mengetahuikonsep globalisasi
2.      Mengetahui pengertian dari masyaakat yang multikultut
3.      Mengetahui  pengaruh globalisasi bagi kehidupan masyarakat multikultur.

BAB II
PEMBAHASAN
    A.            Konsep Globalisasi
            Globalisasi adalah sebuah babakan baru dalam proses perkembangan bangsa. Konsep globalisasi dapat diartikan sebagai pengglobalan ataupenyatuanseluruh aspek kehidupan di dunia ini. Penyatuan ini dilakukan melalui upayapenyeragaman yang mendunia meliputi seluruh negara yang ada. Ketika suatuistilah baru menjadi populer, hal ini seringkali meliputisuatu perubahan pentingsebagai bagian dari dunia ini. Ide baru ini dibutuhkan untuk menggambarkankondisi baru. Sebagai contoh, ketika seorang filsof, Jeremy Benthammengistilahkan “internasional” pada tahun 1780, dianggap sebagai suatupencerahan, dari apa yang merupakan pendalaman dari kenyataan hidupkeseharian, yaitu berkembangnya negara/bangsa dan transaksi yang terjadimelintasi batas diantara masyarakat di dunia.Adapun problematika yang menjadi tantangan global terhadap  eksistensi jatidiri bangsa adalah sebagai berikut:
1.      Pluralitas masyarakat Indonesia tidak hanya berkaitan dengan budaya,tetapijuga dimensi sosial, politik, dan ekonomi masyarakat sehinggaprosesglobalisasi informasi membawa dampak yang sangat kompleks.
2.      Salah satu dampak globalisasi informasi bagi bangsa Indonesia yaitu dimulaidari timbulnya krisis moneter yang kemudian berkembang menjadi krisismultidimensi. Dalam waktu yang relatif singkat Indonesia mengalami empat kalipergantian pemerintahan. Tidak hanya itu, di era reformasi muncul berbagaimacam kerusakan dan pemberontakan yang disertai isu anarkis, SARA,
dan separatisme.
3.      Kemajuan teknologi informasi telah menjadikan jarak spasial semakinmenyempit dan jarak waktu semakin memendek. Akibatnya bagi bangsaIndonesia yang berorientasi pada negara-negara maju, dalam waktu relatifsingkat dapat beradaptasi terutamadi bidang teknologi, ekonomi, sosial,dan budaya.
Akhirnya, tidak menutup kemungkinan timbul kehidupan sosial budaya dalamkondisi persaingan yang sangat tajam, rasa solidaritas semakin menipis,manusia seolah tidak begitu peduli lagi dengan kehidupan orang lain.Bangsa Indonesia yang dulu dipandang sebagai masyarakat yang kuat
solidaritasnya, sekarang menjadi masyarakat yang mementingkan diri sendiri,egoisme semakin menonjol, yang mewarnai kehidupan masyarakat.
     B.            Multikulturalisme
Pengertian Multikulturalisme
Akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Secara etimologis, multikulturalisme dibentuk dari kata multi(banyak), kultur(budaya), dan isme(paham/aliran). Secara hakiki, dalam kata itu terkandung pengakuan akan martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaan masing-masing yang unik. Multikulturalisme adalah sebuah ideology dan sebuah alat atau wahana untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya.Sebagai sebuah idea tau ideology, multikulturalisme terserap ke dalam berbagai interaksi yang ada dalam berbagai struktur kegiatan kehidupan manusia yang tercakup dalam kehidupan sosial, kehidupan ekonomi dan bisnis, kehidupan politik, dan berbagai kegiatan lainnya di dalam masyarakat yang bersangkutan.
Multikulturalisme menurut Irwan  adalah sebuah paham yang menekankan pada kesederajatan dan kesetaraan budaya-budaya local dengan tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya yang ada. Konsep multikulturalisme di sini tidaklah dapat disamakan dengan konsep keanekaragaman suku bangsa atau kebudayaan yang menjadi cirri masyarakat majemuk(plural society). Karena, multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan.

     C.            Masyarakat Multikultur di Era Globalisasi
Globalisasi sering disebut sebagai peluang dan ancaman multikulturalisme.Pertanyaannya kemudian, sejauh mana kesiapan bangsa ini dalam memasuki era baru itu. Apakah secara psikologis anak-anak bangsa ini telah benar-benar dipersiapkan untuk menyongsong datangnya zaman industtrialisasi dan revolusi informasi dengan segala konsekuensinya ?sebab, seperti pernah diungkapkan Prof. Sartono Kartodirjo di depan peserta Lokakarya Nasional Manajemen SDM di Hotel Ambarukmo Yogyakarta (kompas, 5/3/88), proses industrialisasi dengan penerapan teknologi modern memaksa manusia atau masyarakat melakukan berbagai adaptasi agar penghayatan teknologi serta pemakaian produknya dapat berjalan lancer. Kalaupun ada hambatannya, itu karena struktur pribadi dan system nilai.
Sikap mental yang irasional, orientasi kepada status, prinsip partikularisme, kesemuanya itu merupakan hambatan. Kata Prof. Sartono lebih lanjut, untuk mendukung proses industrialisasi, dituntut penghayatan nilai-nilai baru yang lebih relevan bagi proses rasionalisasi dan produktivitas tanpa terjebak dalam proses institusionalisasi ketat sehingga mengakibatkan dehumanisasi. Dengan demikian, yang perlu diupayakan adalah mempersiapkan anak-anak bangsa ini menjadi manusia yang berkualitas dengan kepribadian yang benar-benar cocok dengan dinamika industrialisasi.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh besar bagi kehidupan suatu negara termasuk negara kita Indonesia.Pengaruh tersebut dibagi menjadi dua yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
1.      Pengaruh positif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.
Dilihat dari aspek globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis, karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara. Jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa jati diri terhadap negara menjadi meningkat dan kepercayaan masyarakat akan mendukung yang dilakukan oleh pemerintahan.
Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja yang banyak dan meningkatkan devisa suatu negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang dapat menunjang kehidupan nasional dan akan mengurangi kehidupan miskin.
Dari aspek globalisasi sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin serta Iptek dari negara lain yang sudah maju untuk meningkatkan kedisplinan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa serta akan mempertebal jati diri kita terhadap bangsa. Serta kita juga dapat bertukar ilmu pengetahuan tentang budaya suatu bangsa.
2.      Pengaruh negatif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.
Aspek politik, Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya jati diri bangsa akan luntur dan tidak mungkin lagi bangsa kita akan terpecah belah.
Aspek Globalisasi ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (mainan, minuman, makanan, pakaian, dll) membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya jati diri bangsa kita. Maka hal ini akan menghilangkan beberapa perusahaan kecil yang memang khusus memproduksi produk dalam negeri.
Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia dimana dilihat dari sopan santun mereka yang mulai berani kepada orang tua, hidup metal, hidup bebas, dll. Justru anak muda sekarang sangat mengagungkan gaya barat yang sudah masuk ke bangsa kita dan semakin banyak yang cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. Serta menambah angka pengangguran dan tingkat kemiskinan suatu bangsa.
Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Padahal jati diri bangsa kita dahulu mengutamakan Gotong Royong, tapi kita sering lihat sekarang contohnya saja di perumahan / komplek elit, mereka belum tentu mengenal sesamanya. Dari hal tersebut saja sudah tercermin tidak adanya kepedulian, karena jika tidak kenal maka tidak sayang.
3.      Strategi menghadapi tantangan globalisasi
Nils A. Shapiro, editor Gallery magazine, berpendapat bahwa ada enam kiat sukses menghadapi tantangan globalisasi:
a.       Perencanaan yang cermat (carefull planning)
Dalam kehidupan yang semakin kompetitif, perencanaan yang cermat merupakan suatu keharusan dan keniscayaan.Dengan perencanaan yang cermat, segala sesuatunya dapat diperhitungkan sebelumnya, dank arena itu pula dapat dilakukan antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi.
b.      Latihan dan pengalaman (training and experience)
Latihan dan pengalaman akan meningkatkan professionalism seseorang dalam berbagai bidang kehidupan. Seseorang dikatakan professional di bidangnya setidak-tidaknya harus memiliki keahlian, komitmen dan skill yang relevan dengan bidang pekerjaannya.
c.       Bersedia belajar dari orang lain (willingness to lern from others)
Sumber belajar tidaklah terbatas pada guru dalam arti pengajar formal di sekolah, namun kita juga dapat belajar dari orang lain karena  kehidupan orang lain dapat menjadi cermin yang baik bagi siapa pun yang bersedia berkaca.
d.      Bersedia bekerja sama selama dan sukses diperlukan(commitment to working as long and as hard as necessary). Kerja keras adalah cirri utama orang sukses. Peluang dan kesempatan hanya akan dating kepada pekerja keras.
e.       Tabah menghadapi kekecewaan dan kemunduran(courage to overcome disappointment and setbeacks). Kalau orang dapat menerima kekecewaan secara wajar, hidupnya akan lebih menyenangkan. Sebenarnya, kegagalan bukanlah hanya memiliki sisi negtif semata jika saja dihadapi dengan arif dan cerdas.Kegagalan dapat dianggap sebagai benih keberhasilan.
f.       Kemampuan bersikap jujur (ability to be honest)
Dalam bidang usaha, kepercayaan memiliki peran penting.Begitu kepercayaan dapat diperoleh, usaha dengan lebih mudah dapat dikembangkan. Sebaliknya, jika kepercayaan diabaikan, pekerja atau pengusaha tidak lagi menjunjung tinggi kejujuran dan kepercayaan yang diberikan, maka yang akan terjadi adalah krisis kepercayaan.



BAB III
PENUTUP
    A.            Simpulan
Globalisasi merupakan suatu keberkahan bagi kehidupan namun juga sebagian masyarakat menganggap sebagai penghancur kehidupan ini. Akan tetapi masyarakat itu sendiri yang menciptakannya seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin canggih.untuk mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh globalisasi diperlukan adanya suatu strategi, dimaksudkan agar tidak terjadi ketimpangan.


DAFTAR PUSTAKA

Mahfud, Choirul. 2013. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

0 Response to "Globalisasi dan Multikulturalisme"

Post a Comment

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaan)

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaa...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel