-->

pengertian dari perubahan sosial menurut pendapat Karl Max


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Menurut sejarahnya marxisme memiliki dua dimensi, pertama sebagai teori ilmiah, kedua sebagai proyek politik revolusioner, namun dalam kenyataannya dua dimensi ini amatlah sulit untuk dipisahkan. Karl Max sendiri, dalam karyanya Das Kapitalis menawarkan analisis  atau uraian mengenai sifat atau mekanisme kapitalisme, yakni akumulasi dan ekspansi kapital, pemiskinan kelas pekerja dan krisis kelebihan-produksi, uraian-uraian ini telah memberikan landasan moral untuk melakukan perlawanan terhadap sistem kapitalis.
Marxisme sendiri pada dasarnya lahir dari ketimpangan hidup akibat sistem ekonomi kapitalis, tanpa memahami kontradiksi dalam sistem ekonomi kapitalis itu. Sebelum marxisme lahir, sudah banyak kritik memberikan pada sistem  kapitalisme itu. Marxisme lahir di tengah pertarungan melawan kapitalisme dengan prespektif baru, yaitu kelas dimana menurut marx gerakan sosial akan dipelopori kelas proletar akibat ketamakan kaum borjuis dalam sistem ekonomi akan dapat membawa perubahan sosial dan gerakan ini akan menumbangkan kaum kapitalis.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian dari perubahan sosial ?
2.      Apakah pengertian dari perubahan sosial menurut pendapat Karl Max

C.     TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui teori-teori tentang perubahan sosial menurut Karl Max
2.      Memenuhi tugas makalah kelompok




BAB II
PEMBAHASAN
A.    MARXISME
Fondasi teori Marxisme terangkum dalam tiga tema besar, pertama adalah filsafat materialisme, kedua ekonomi politik, ketiga konsep ketatanegaraan dan pandangan revolusi. Pada umumnya Marxisme muncul mengambil dari tiga akar poko, salah satu dari akar itu adalah analisis Marx tenteng politik Prancis. Akar lain dari dari Marxixme adalah apa yang disebut ekonomi Inggris, akar ketiga dari Marxisme yang menurut catatan sejarahnya merupakan titik permulaan Marxisme adalah filsafat Jerman.
Pendek kata, Marxisme adalah teori untuk seluruh kelas buruh secara utuh, independen dari kepentingan jangka pendek dari beragai golongan sektoral, nasional, lain-lain. Atau dengan kata lain, Marxisme terlahir dari perlwanan dan perjuangan keras buruh melawan kapitalis, dan juga mewujudkan obsesi kemenangan gerakan sosialis. Maka Marxisme bertentangan dengan oportunisme politik, yang justru mengorbankan kepentingan umum seluruh kelas buruh demi tuntutan sektoral dan atau jangka pendek.
Karl Marx meyakini bahwa identitas suatu kelas sosial akan ditentukan oleh hubungannya dengan sarana-sarana produksi. Berdasarkan hal itu, Karl Marx mendeskripsikan kelas-kelas sosial dalam masyarakat Kapitalis, yang terdiri atas :
1.      kaum proletar, adalah mereka yang menjual tenaga kerja mereka karena mereka tidak memiliki sarana produksi sendiri. Menurut pandangan Karl Marx, mode produksi kapitais membangun kondisi dimana kaum borjuis mengeksploitasi kaum proletar, berdasarkan fakta bahwa tenaga kerja menghasilkan nilai tambah yang lebih besar daripada gaji yang mereka terima.
2.      Kaum borjuis, adalah mereka yang memiliki sarana produksi sendiri, dan membeli tenaga kerja dari kaum proletar dan mengeksploitasi mereka. Kaum borjuis selanjutnya dibagi lagi menjadii the very wealthy bourgeoisie dan the petit bourgeoisie yang walaupun mempekerjakan orang lain, tapi masih perlu bekerja sendiri. Marx memprekdisikan bahwa petit bourgeoisie akan hancur oleh penemuan sarana-sarana produksi baru yang terus menerus, dan akan menggeser kedudukan sebagian besar dari mereka menjadi kaum proletar.
Konsep pokok dalam analisis Marx adalah alinasi atau keterasingan, yang timbul dalam masyarakat kapitalis karena eksploitasi terhadap kaum proletar oleh kaum borjuis. Padahal semua nilai ekonomi berasal dari kaum proletar, tetapi mereka tidak mendapat mendapatkan lebih dari upah subsisten, yaitu upah yang hanya cukup untuk melanjutkan hidup dan melahirkan keturunan. Nilai surplus tetap digenggam oleh kaum borjuis, karena itu mereka menjadi kuat dan memojokkan kaum proletar dalam suatu kondisi perbudakan abadi. Proses ini akan menurunkan martabat dan memberlakukan dehumanisasi pada kaum proletar, sehingga menurunkan mereka  menjadi potongan manusia. Mereka artinya tidak mampu mengembangkan potensi kemanusiaannya secara penuh. Eksploitasi ini menyebabkan pembagian masyarakat menjadi dua kelas antagonis dan meniupkan api peperangan kelas yang membentuk inti proses sejarah umat manusia. Umat manusia tidak bebas, mereka adalah bidak-bidak di atas papa catur sejarah. Nasib mereka ditentukan oleh konnflik kepentingan ekonomi yang tidak dapat dihindari dalam berbagai madyarakat manusia.
Satu-satunya cara untuk mengakhiri aliensi adalah menghapuskab kepemilikan barang, yang merupakan sebab utama. Hal ini akan menghapuskan hak-hak istimewa kaum borjuis dan juga akan memotong kekuasaan eksploitasi dan politik mereka. Cara yang paling efektif untuk mengakhiri ini adalah dengan melancarkan suatu revolusi yang digerakkan oleh kaum proletar untuk meruntuhkan secara paksa sistem kapitalis.
B.     TEORI MARXISME TENTANG PERUBAHAN SOSIAL
Marxisme bukan hanya teori kritik terhadap kapitalisme yang memfokuskan pemahaman mode of production yang dinamakn kapitalisme tapi juga merupakan teori tentang perubahan sosial. Semangat yang mendasari Karl Marx dalam melakukan kritik terhadap kapitalisme pada dasarnya berangkat dari filsafat moral keadilan dan cita-cita untuk perubahan masyarakat menuju suatu keadaan yang berkeadilan sosial ekonomi. Dalam karyanya yang berjudul Das Kapital, pada dasarnya Karl Marx menuturkan tentang kasus bagaimana proses ketidakadilan terjadi dalam aspek ekonomi. Analisis Marx tertuju paa ketidakadilan yang tersembunyi dari hubungan masyarakat dalam sistem kapitalisme.
Pandangan Karl Marx tentang kapitalisme intinya adalah bagaimana eksploitasi dan ketidakadilan dapat dijelaskan. Oleh karena itu, analisis Marx dalam jilid pertama bukunya Das Kapital sama sekali tidak dimulai dari uraian-uraian sejarah dari kapitalisme itu sendiri, tapi dimulai dengan dari uraian sejarah yang ytidak sesuai mengesankan dari sistem kapitalisme, yakni tenang komoditas, Pilihan komoditas sebagai pintu masuk untuk memahami seluruh sistem kapitalis. Pilihan ini sengaja dipakai untuk lebih mempermudah memahami dasar dari ketidakadilan kapitalisme. Menurut Karl Marx komoditas selain memiliki sifat kegunaan juga mempunyai sifat yang dapat diperjualbelikan. Lama sebelum Karl Marx, analisis dan teori ekonomi tidak berhasil menjelaskan hubungan antara dua sifat dari komoditas itu. Mula-mula  Karl Marx tidak terlalu banyak menyinggung tentang nilai kegunaan yang menjadi kunci dari realitas kapitalis. Komoditas itu berguna sejauh mengandung dua elemen diatas, tetapi ia memilih komuditas sebagai nilai kegunaan sebagai  pendekatan memahami kapitalisme. Nilai yang dapt diperjualbelikan yang ada dalam suatu komoditas sesungguhnya merupakan penilian terhadap komoditas.
Unuk suatu komoditas masyarakat tidak menukar dalam rasio yang beda, seperti dalam barter. Itu sebabnya nilai tukar menjadi pusat penelitian Marx menyangkut bagaimana nilai komoditas ditentukan dan apa dasarnya. Dari hasil penelitian Marx menemukan bahwa prinsip yang digunakan dalam masyarakat untuk mengatur dan menetapkan rasio tukar adalah didasarkan pada kuantitas kerja buruh yang terkandung dalam komoditas, termasukk tenaga yang dimasukkan dalam mesin produksi. Analisis Marx yang akhirnya melahirkan anggapan bahwa faktor buruh adalah faktor penentu nilai tukar itu merupakan dasar dari nilai teorii pekerja. Penemuan terpenting Marx tentang nilai adalah bagaimana menggunakan buruh sebagai alat untuk menetapkan rasio tukar, yaitu buruh menjadi alat untuk mengukur nilai suatu komoditas. Bagi Marx, individu buruh dapa dihitung dan untuk menghitungnya diperlukan suatu model relasi yang dikenal dengan mode produksi kapitalisme.
Atas dasar analisis itu, Marx manilai bahwa kapitalisme adalah sistem sosial ekonomi yang dibangun untuk mencari keuntungan yang didapat dari proses produksi, bukan dari dagang, riba ataupun mencuri secara langsung, tetapi dengan cara mengorganiisasikan mekanisme produksi secara tertentu sehingga menggurangi biaya produksi seminimum  mungkin, atau dengan metode produksi tertentu. Keuntungan ini mendorong terciptanya suatu kekuatan untuk menyeragamkan buruh dan memguasainya. Mode of prducion kapitalis menciptakan pasar untuk tenaga kerja, ketimbang hubungan manusia-tuan secara tradisional. Marx merujuk pada adanya suatu kejahatan dalam proses itu karena adanya pemisahan antara kaum petani dan kaum perajinn dari akses langsung terhadap pemilikan alat produksi. Pasaran buruhmuncul karena petani dan perajin tidak memiliki lahan untuk dipaksa menjual tenaga kerja mereka dalam bentuk yang dibutuhkan untuk suatu kelas sosial yang sekarang memiliki pertanian dengan pabrik. Mereka terpaksa menjual tenaga kerjanya karena untuk kelangsungan hidupnya. Dengan cara itu, kapitalis melahirkan betuk baru buruh yang dapat dijual belikan seperti komoditas. Buruh yang dihomogenkan itu disebut dengan tenaga kerja yang asalnya dari buruh heterogen pada masa mode pre-capitalist.
Teori labor value bagi Marx tidak hanya dipakai sebagai alat analisis terhadap exchange ratio, tetapi justru dipakai sebagai sarana untuk memahami problem ketidakadilan dalam sistem kapitalisme, yaitu hubungan sosial dalam sistem masyarakat kapitalis. Suatu yang oleh pemikir-pemikir sosial lain tidak dianggap penting  unit kekayaan yang disebut komoditas oleh Karl Marx disebut social hieroglyphic. Komoditas baginya tidak hanya dilihat sebagai suatu benda, tetapi tersembunyi hubungan sosial. Sifat komoditas itu mengaburkan presepsi oramg tentang realitas kapitalis yang oleh Karl Marx  disebut demngan yang namanya the fetishim commodities, artinya adalah suatu komoditas dapat ditukarkan seolah-olah karena fisiknya, padahal nilai tukar suatu komoditas itu justru terletak pada adanya hubungan sosial dengan tenaga kerja yang terkandung didalamnya. Melalui konsep fetishim itu, dapat dipahami kalau suatu komoditas mengandung dan membungkus persoalan kapitlisme. Ekonomi umumnyaberfikir bahwa kekayaan yang datang dari tanah, buruh, dan modal merupakan hadiah dan sumbangan karena usaha memproduksi barang yang bermanfaat. Padahal sebenarnya tanah dan modal seperti buruh dan hubungan sosial adalah hak yang disepakati oleh pemilik tanah dan modal untuk mengklaim produksi atas nama sumbangan yang telah dibuat oleh sumber dan modal mereka. Kerancuan tentang hak soaial ini bagi Karl Marx dianggap sebagai bagian utama dari fetishisme dalam kapitalisme.
Selanjutnya Karl Marx menganalisis commodity labour powernya sendiri. Bagi Marx komoditas mempunyai dua aspek, yaitu aspek kegunaan dan aspek perdaganggan. Namun Karl Marx menemukan kandungan labour power didalamnya yang membuat komoditas mengandung nilai kegunaan yang menghasilkan surplus. Nilai kegunaan terdapat dalam produk kapitalis yang diproduksi oleh buruh. Salah satu syarat menjual tenaga kerja sebagai komoditas adalah buruh tak ada hak untuk mengklaim produk yang diciptakan atau yang dibuatnya. Karl Marx menemukan rahasia utama dari kapitalis, bahwa profit sudah diperoleh sebelum produk dilempar ke pasaran, yakni profit diperoleh bukan karena perdagangan tetapi justru sebelum komoditas dijual, yakni ketika diproduksi sumber profit itu dicuri dari surplus value yaitu perbedaan nilai antara tenaga kerja yang dijual buruh dan nilai produk pada waktu akhir produksi.
Marx menyatakan pendapatnya bahwa proses ini disebut sebagai kontradiksi dan sentralisasi modal. Ini merupakan proses pendewasaan perusahaan raksasa dengan operasi khususnya. Keberhasilan bisnis raksasa itu menjadi ciri kedewasaan kapitalisme. Memburuknya krisis mengubah politik dan sektor ekonomi. Pada saat perusahaan besar berkembang, ia akan menggusur kapitalis yang lemah, kelas sosial dalam kapitalisme terbagi dalam dua kelas yang bermusuhan, golongan besar mayoritas ang tidak mempunyai akses untuk kehidupan melalui penjualan labour power dan segolongan kecil kapitalis yang memiliki alat produksi. Sementara itu penekanan terhadap kelas pekerja secara perlahan akan membangkitkan kesadaran revolusioner. Gerakan di dalam sistem membawa krisis yang akan menuju kehancuran kapitalisme itu sendiri. Dalam proses perubahan itu, pada hakikatnya tersembunyi teori perubahan sosial revolusi menuju tatanan masyarakat baru tanpa eksploitasi.


BAB III
KESIMPULAN

Brewer, Anthony. ” Kajian Kritis DAS KAPITAL KARL MARX , CV. ADIPURA , Jakarta 1999
Fakih, Mansour , “ runtuhnya teori Pembangunan dan globalisasi “,Yogyakarta Insist press, 2005.
Hashem, “agama marxist dan asal usul atheisme dan fenomena kapitalis “, Surabaya,Yayasan Nuansa cendekia, 2001.
Held, David dan Giddens, Anthony ,” perdebatan klasik dan kontemporer mengenai Kelompok, Kekuasaan dan konflik”,Jakarta, CV Rajawali 1982
Mandel, Ernest , “tesis-tesis pokok Marxisme “,Yogyakarta Nailil printika, 2006
Ritzer ,george. “ Teori Sosiologi Modern “, Jakarta, Prenada Media, 2004.
wahid situmorang, Abdul, “gerakan sosial” , Yogyakarta pustaka pelajar, 2007.
SUMBER INTERNET

0 Response to " pengertian dari perubahan sosial menurut pendapat Karl Max"

Post a Comment

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaan)

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaa...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel