-->

perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat sekitar gunung merapi

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Lava tour merupakanobyek wisata baru yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.Dikatakan baru, karena lava tour sendiri terbentuk setelah erupsi gunung merapi tahun 2010.Keberadaan lava tour tentunya banyak memberi perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat sekitar. Wisata dengan objek daerah  bencana erupsi  ini dibuka saat status merapi dinyatakan aman. Daya tarik dari obyek wisata lava tour ini adalah kedahsyatan dari bencana yang meluluhlantakkan daerah sekitar merapi yang terlihat dari sisa-sisa bangunan dan materiil yang ada, jadi wisatawan dapat melihat lengsung bekas-bekas terjangan awan panas dan lava merapi yang sudah dingin. Lava tour merapi banyak menarik minat wisatawan, karena objek wisata lava ini hanya ada di Kabupaten Sleman dan tidak ada di derah lain di Indonesia.
            Erupsi merapi yang terjadi pada bulan oktober 2010 menyebabakan banyak kerugian materiil maupun immaterial yang menyebabkan warga dari banyak desa di kecamatan cangkringan kehilangan harta benda, tempat tinggal, bahkan sanak saudara. Pasaca erupsi merapi, mereka menempati tempat tinggal yang baru yaitu di shelter pengungsian yang berbeda dari tempat tinggal yang  lama sehingga kehidupan sosialnya pun banyak mengalami perubahan.
      Bencana alam merupakan faktor penyebab perubahan ssosial yang sangat besar dampaknya.Lingkungan alam sangatlah mempengaruhi sendi kehidupan suatu masyarakat sehingga bila terjadi perubahan pada lingkungan maka dampaknya adalah terjadinya perubahan sosial terhadap masyarakat tersebut.Kedaan masyarakat yang tadinya teratur, memiliki sistem, dan terdapat stratifikasi di dalamnya kini sudah tidak terlihat lagi.Saat ini mungkin sangat sulit membedakan mana penduduk kaya dan miskin, mana penduduk berkedudukan tinggi dan rendah. Kini semuanya sama tidak ada yang lebih kaya dan tidak ada yang kedudukannya lebih tinggi, semuanya hanya bisa hidup dengan mengandalkan bantuan dari pihak LSM maupun pemerintah. Dengan adanya wisata  lava tour pasca erupsi merapi, menjadi suatu harapan baru bagi para korban pengungsian untuk bangkit dan memperoleh sumber pendapatan baru yaitu dengan berdagang maupun biaya retribusi dari wisatawan yang digunakan untuk membangun kembali daerah yang rusak akibat erupsi merapi. Adanya lava tour merapi juga banyak memberi perubahan pada kehidupan sosial masyarakat daerah yang menjadi bagian dari obyek wisata lava tour merapi.
  1. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana gambaran umum mengenai lava tour?
2.      Bagaimana perubahan sosial budaya yang terjadi di gunung merapi?
  1. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengetahui gambaran umum mengenai lava tour serta untuk mengetahui perubahan sosial budaya yang terjadi di daerah lava tour sebagai akibat dari bencana erupsi merapi.

BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Lava tour
Lava tour adalah objek wisata berupa daerah yang terkena dampak erupsi gunung berapi.
B.     Pengertian perubahan sosial
Perubahan sosial adalah perubahan- perubahan yang terjadi  pada masyarakat yang mencakup aspek- aspek  struktur dari suatu masyarakat karena terjadinya perubahan dari  faktor lingkungan, karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis ,serta berubahnya keadaan sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya.
Gillin dan gillin menyatakan bahwa perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara- cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan- penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
Wiliam F. Ogburn berusaha memberikan sesuatu pengertian bahwa ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial, dimana yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap immaterial.
C.     Bentuk perubahan sosial dan kebudayaan
Bentuk perubahan sosial dan kebudayaan diantaranya adalah perubahan perubahan sosial yang tidak dikehendaki. Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat socialyang tidak diharapkan oleh masyarakat.
  1. Kejutan kebudayaan atau cultural shock
Culture Shock adalah perubahan nilai budaya seiring dengan perkembangan jaman dan wawasan yang makin berkembang ini biasanya terjadi pada orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru
  1. In- group dan out group
In group merupakan kelompok sosial dimana sesorang mengidentikasikan diri. Sedangkan out-group merupakan kelompok sosial yang menjadi lawan dari in- group.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.      Lokasi
Observasi ini dilaksanakan di kawasan wisata lava tour yang terletak di Dusun Kopeng, Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman.
2.      Waktu
Observasi dilaksanakan pada tanggal 30 April 2011 pukul 10.30- 12.30.
3.      Bentuk
Bentuk penelitian ini kualitatif untuk mengetahui fenomena yang ada di sekitar lava tour khususnya mengenai perubahan sosial dan budaya yang terjadi.
4.      Teknik pengumpulan data
a.       Wawancara mendalam
Wawancara mendalam dilakukan dengan mengajukan pertanyaan mendalam mengenai hal yang berhubungan dengan perubahan sosial budaya kepada penduduk yang berada di wilayah lava tour.
b.      Observasi langsung
Observasi langsung dilakukan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dengan mendatangi langsung tempat yang menjadi kajian observasi lapangan yaitu lava tour

BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Gambaran umum Lava Tour
Lava tour merupakan tempat objek wisata yang berupa daerah yang terkena dampak erupsi merapi. Wisata lava tour menyuguhkan pemandangan hamparan pasir pasca erupsi Merapi tahun 2006.Pada tahun 2006 tersebut terjangan lava dan awan panas mampu merobohkan dinding penghalang bagian selatan yang disebut geger boyo (punggung buaya) sehingga material panas tersebut kemudian menimbun bumi perkemahan Kaliadem kawasan yang tertimbun bekas lahar merapi. Tempat tersebut resmi dijadikan lava tour  oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman pada tahun 2008.
Mulai tahun 2010 obyek wisata lava tour tidak hanya di Kaliadem, namun dusun yang biasa menjadi tujuan wisata lava tour  adalah Kinahrejo, Ngrangkah, Pangukrejo yang berada di wilayah Desa Umbulharjo. Sedangkan  lokasi wisata Lava Tour di Desa Kepuharjo, antara lain di Dusun Kopeng, Jambu, Kaliadem, Petung, Manggong, serta sejumlah dusun-dusun di pinggir Kali Gendol, Kalikuning dan  Kali Opak yang masih berada di wilayah Kecamatan Cangkringan..
 Keberadaan desa-desa wisata di daerah tersebut didatangi ribuan wisatawan untuk melihat bekas wilayah yang dilanda awan panas dan lahar dingin saat erupsi Merapi yang terjadi pada tanggal  26 Oktober - 5 November 2010. Daerah yang yang terkena dampak erupsi merapi yang paling parah ialah yang menjadi tujuan utama para wisatawan.Dari desa- desa ini wisatawan dapat secara langsung melihat keadaan daerah yang dilalui lahar saat letusan gunung berapi.Setiap wisatawan yang masuk ke wisata lahar dipungut biaya Rp 5000/ orang dan biaya parkir Rp 2000/ kendaraan roda dua. Keterangan yang kami dapatkan dari salah satu pengurus dana retribusi masuk obyek wisata yaitu  Pembagian hasil retrebusi 20 persen untuk tiap kepala keluarga, 50 persen untuk Karang Taruna dan 5 persen untuk komunitas, 3 persen untuk desa serta 10 persen untuk dana sosial masyarakat. Lava tour memberikan rezeki tersendiri bagi para korban erupsi merapi.
Erupsi merapi yang terjadi pada tahun 2010 kemarin merupakan erupsi terbesar dalam kurun waktu 100 tahun terakhir.Sebanyak 14 desa habis terlahap letusan gunung merapi.Yaitu desa Kalibening, Kaliurang, Kapuhan, Keningar, Lencoh, Ngargomulyo, Paten, Samiran, Sengi, Sewukan, Sumber, Seruteleng dan Tlogolele.
B.     Perubahan sosial budaya di sekitar gunung merapi
Pasca erupsi merapi membuat mereka yang tertimpa bencana kehilangan fondasi kehidupan, mulai dari lapangan pekerjaan, rumah tempat tinggal, perlengkapan hidup, hingga transportasi yaitu akses jalan yang terputus  akibat terjangan lahar merapi. Masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, meninggalkan kampung halamannya dan mengungsi ketempat yang lebih aman.Secara umum bentuk perkampungan di daerah pegunungan yang biasa tersebar, dan interaksi diantara sesama anggota masyarakat kurang intense, sekarang berubah menjadi pemukiman yang memusat pada shelter pengungsian yang membuat interaksi serta hubungan antar anggota masyarakat lebih erat.
Letusan merapi yang begitu dahsyat beberapa bulan kemarin menyebabkan banyak anggota masyarakat di daerah lava tour yang kehilangan tempat tinggal. Warga yang kehilangan rumah sebagai tempat tinggal di tampung pada shelter- shelter pengungsian, yaitu diantaranya gondang 1, gondang 2, dan gondang 3.Tiap unit shelter dibangun dengan biaya antara enam hingga tujuh juta rupiah, dengan luas bangunan 36 meter persegi, lantai semen, dinding bambu, tiang utama bambu dan atap seng.Tiap unit terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang keluarga, dilengkapi dengan sarana Mandi Cuci Kakus dan enam titik lampu.Pendirian hunian sementara ini sangat membantu pera korban erupsi merapi yang kehilangan tempat tinggal.
Bencana alam merupakan faktor penyebab perubahan sosial yang sangat besar dampaknya.Lingkungan alam sangatlah mempengaruhi sendi kehidupan suatu masyarakat sehingga, bila terjadi perubahan pada lingkungan maka dampaknya adalah terjadinya perubahan sosial terhadap masyarakat tersebut. Bencana alam merupakan penyebab suatu bentuk perubahan sosial yang tidak dikehendakioleh suatu masyarakat terkait dan adanya lava tour berawal dari sesuatu yang tidak dikehendaki yaitu bencana alam.Lava tour terbentuk dengan diawali oleh sebuah bencana alam yaitu erupsi gunung merapi yang menelan banyak koraban dan kerugian.
 Perubahan  sosial yang terjadi pada masyarakat kawasan lava tour berlangsung dengan cepat, karena setelah bencana erupsi merapi masyarakat harus segera menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang baru yang secara otomatis merubah tatanan kehidupan anggota masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi dengan cepat, menyebabkan sebuah kebingungan dan menimbulkan suatu kejutan kebudayaan atau cultural shock bagi masyarakat. Perubahan- perubahan sosial yang terjadi pada kehidupan sosial masyarakat kawasan daerah lava tour antara lain, perubahan pada pola interaksinya, perubahan matapencahariandan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, dan organisasi- organisasi sosial.
Pola pemukiman warga daerah lereng  pegunungan umumnya berpencar dan tidak teratur, begitu juga dengan pola pemukiman  masyarakat di lereng gunung merapi yang sekarang ini menjadi kawasan wiasata lava tour. Setelah adanya bencana erupsi merapi yang mengharuskan mereka berkumpul dalam satu area pemukiman yang telah dibuat oleh pemerintah maupun LSM-LSM yang memberi bantuan berupa tempat tinggal sementara, merubah pola pemukiman masyarakat yang berimbas pada pola interaksinya. Pada saat memiliki nasib yang sama yaitu sedang menghadapi suatu masalah yang sama dan harus mencari jalan keluar bersama, maka rasa solidaritas dalam kelompok (ingroup) pada masyarakat dari berbagai desa di lereng gunung merapi yang mengungsi meningkat. Hal ini dapat menambah keharmonisan dan menghilangkan ego individu satu dengan yang lainnya. Selain itu, solidaritas dari luar kelompok (out group) juga meningkat, biasanya masyarakat di luar sana akan segera mengirimkan bantuannya kepada korban bencana alam. Dengan adanya suatu musibah nasional yaitu tidak hanya merapi, menstimulus bangsa indonesia untuk saling   saling tolong menolong dan membangkitkan rasa kepedulian terhadap sesama.
Dampak dari erupsi merapi pada bulan oktober tahun lalu menyebabkan banyak kerugian yaitu dari segi sosial, kesehatan, lingkungan maupun materiil. Erupsi merapi mengakibatkan sejumlah warga kehilangan ternak, rumah, pekerjaan sehari – hari serta harta benda. Banyak juga para korban yang menjadi depresi. Untuk saat ini, pemerintah sudah menyediakan hunian sementara bagi para korban erupsi merapi, pemerintah juga telah mengganti hewan- hewan ternak warga lereng gunung merapi yang hilang saat erupsi merapi, namun masalah yang belum dapat tertasi yaitu sawah masyarakat lereng gunung yang belum bisa digarap karena masih tertimbun oleh pasir dan material yang keluar saat erusi merapi. Hal ini menyebabkan warga yang berprofesi sebagai petani harus memutar otak untuk beralih pekerjaan baru. Sebagian warga memilih untuk menambang pasir dan berbagai profesi lain. keberadaan lava tour pada yaitu pada beberapa daerah yang terkena terjangan lahar erupsi merapi memberikan ruang kerja tersendiri bagi masyarakat lereng gunung merapi. Lava tour ramai dikunjungi warga pada saat setelah terjadinya bencana erupsi merapi. Pada saat status gunung merapi dinyatakan aman dan daerah lereng gunung dibuka, wisatawan berbondong-bondong mengunjungi wisata lahar ini.kesempatan ini diambil masyarakat sekitar yaitu dengan berdagang berbagai macam makanan dan minuman. Salah satu makanan yang dijual yaitu jadah tempe dan minuman khas lereng gunung merapi yaitu wedhang gedhang. Wedang gedhang merupakan minuman yang terbuat dari campuran pisang kepok dan gula batu yang diseduh dengan air hangat. Bu Ngudiyah merupakan salah satu pedagang yang berjualan di kawasan lava tour merapi. Setiap pagi hingga menjelang petang beliau berjualan di dusun kopeng kepuharjo, dan kembali ke shelter ketika kawasan lava tour sudah sepi pengunjung (malam hari). Bu Ngudiyah tinggal di pemukiman sementara yaitu shelter Gondang 2. Sebelum merapi meletus pada akhir oktober 2010, Bu Ngudiyah Berprofesi sebagai petani, namun karena lahan sawah yang tidak bisa diolah karena tumpukan material merapi beliau beralih profesi sebagai pedagang di kawasan lava tour merapi.
Banyaknya wisatawan dari berbagai daerah di indonesia maupun wisatawan asing yang mengunjungi obyek wisata lava tour memberi pengaruh pada perubahan sosial dan budaya masyarakat. Warga lereng merapi yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa jawa, berubah menggunakan bahasa indonesia dalam menawarkan barang dagangannya kepada wisatawan yang berkunjung. Kosakata bahasa Indonesia yang digunakan warga lereng merapi sangat terbatas dan dalam kesehariannya tetap menggunakan bahasa sehari- hari. Di bukanya obyek wisata lava tour membuat akses jalan di kawasan lava tour bagus, sehingga banyak warga daerah lereng merapi yang sudah menggunakan sepeda motor sebagai kendaraan sehari- hari, bahkan untuk mengangkut rumput sebagai pakan hewan ternak menggunakan sepeda motor.


BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Lava tour merupakan tempat objek wisata yang berupa daerah yang terkena dampak erupsi merapi. Mulai tahun 2010 obyek wisata lava tour tidak hanya di Kaliadem, namun dusun yang biasa menjadi tujuan wisata lava tour  adalah Kinahrejo, Ngrangkah, Pangukrejo yang berada di wilayah Desa Umbulharjo. Sedangkan  lokasi wisata Lava Tour di Desa Kepuharjo, antara lain di Dusun Kopeng, Jambu, Kaliadem, Petung, Manggong, serta sejumlah dusun-dusun di pinggir Kali Gendol, Kalikuning dan  Kali Opak yang masih berada di wilayah Kecamatan Cangkringan.
Lava tour merupakan dampak dari bencana erupsi merapi. Bencana merupakan salah satu faktor ekstern penyebab terjadinya perubahan sosial budaya. Perubahan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat di sekitar lava tour diantaranya perubahan pada pola interaksinya, perubahan matapencaharian dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, dan organisasi- organisasi sosial. Selain itu warga lereng merapi yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa jawa, berubah menggunakan bahasa indonesia dalam menawarkan barang dagangannya kepada wisatawan yang berkunjung.


B.       Saran
Kami selaku penyusun laporan observasi  ini menyadari bahwa laporan observasi ini jauh dari sempurna, maka kami selaku penulis menerima kritik dan saran dari pembaca demi memperbaiki laporan observasi ini untuk kedepannya agar laporan observasi ini menjadi lebih baik, dan lebih bermanfaat bagi pembaca.


DATAR PUSTAKA

James H. Henslin. 2006. Sosiologi: Dengan pendekatan membumi edisi 6. Jakarta:
 Erlangga.

Soekanto, Soerjono. 2009.  Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

1 Response to "perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat sekitar gunung merapi"

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaan)

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaa...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel